Assalamu'alaikum

Semoga apa apa yang telah tertulis bisa menjadikan bahan renungan dan bahan pijakan bagi saya tuk bisa berubah menuju yang lebih baik

Minggu, 21 Maret 2010

JANGAN KAU TANGISI APA YANG BUKAN MILIKMU


Dalam perjalanan hidup ini seringkali kita merasa kecewa. Kecewa sekali. Sesuatu yang terlepas dari genggaman, keinginan yang tidak tercapai, kenyataan yang tidak sesuai harapan.

Dan sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat tergoncangnya jiwa, masih ada setitik cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki menuju majelis ilmu, majelis dzikir yang akan mengantarkankita pada ketenteraman jiwa.

Hidup ini ibarat di belantara. Tempat kita mengejar berbagai keinginan. Dan memang manusia diciptakan mempunyai kehendak, mempunyai keinginan. Tetapi tidak setiap yang kita inginkan bisa terbukti, tidak setiap yang kita mau bisa tercapai.Dan tidak mudah menyadari bahwa apa yang bukan menjadi hak kita tak perlu kita tangisi. Banyak orang yang tidak sadar bahwa hidup ini tidak punya satu hukum: harus tercapai, harus bahagia atau harus-harus yang lain.samapi ga ketemu kata puasnya

Betapa banyak orang yang berhasil tetapi lupa bahwa sejatinya itu semua pemberian Allah hingga membuatnya sombong dan bertindak sewenang-wenang. Begitu juga kegagalan sering tidak dihadapi dengan benar. Padahal dimensi tauhid dari kegagalan adalah tidak tercapainya apa yang memang bukan hak kita. Padahal hakikat kegagalan adalah tidak terengkuhnya apa yang memang bukan hak kita.

Apa yang memang menjadi jatah kita di dunia, entah itu rezeki, jodoh atau kedudukan, pasti akan Allah sampaikan. Tetapi apa yang memang bukan milik kita, ia tidak akan kita bisa miliki. Meski ia nyaris menghampiri kita, meski kita mati-matian mengusahakannya.

"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.." (al-Hadiid: 22-23)

Demikian juga bagi yang sedang risau terhadap jodoh. Kadang kita tak sadar ketentuan Allah tentang jodoh kita, bukannya meminta yang terbaik dalam istikharah kita tetapi benar-benar ketentuan Allah: "yang pentingnya harus dia Ya Allah! Harus dia, karena aku sangat mencintainya." Seakan kita jadi yang menentukan segalanya, kita meminta dengan paksa. Dan akhirnya kalau pun Allah memberikannya maka tak selalu itu yang terbaik. Boleh jadi Allah tak mengabulkannya tidak dengan kelembutan, tapi melemparkannya dengan marah karena niat kita yang terancuni pikiran tak jernih.

Maka wahai jiwa yang sedang gundah, dengarkanlah ini

Maka setelah ini wahai jiwa, jangan kau hanyut dalam duka nestapa yang berkepanjangan terhadap apa-apa yang luput darimu. Setelah ini harus benar-benar dipikirkan bahwa apa-apa yang kita rasa perlu di dunia ini harus benar-benar perlu, bila ada relevansinya dengan harapan kita akan bahagia di akhirat. Karena seorang manusia tidak hidup untuk dunia, tetapi menjadikan dunia untuk mencari hidup yang sesungguhnya: hidup di akhirat kelak.

Maka sudahlah, jangan kau tangisi apa yang bukan milikmu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar